ABENK community

generasi muda pelawa yang berkreasi dan berusaha membangun diri menjadi personil yang handal dalam segala bidang, baik di bidang kepemimpinan, tehknologi, dan sosialisasi di masya rakat. religi, dan bangsa. kami senang dengan apapun yang anda bagikan dengan kami selama itu untuk membangun kreatifitas kami juga dalam bentuk yang positif.
bila anda ingin bergabung dengan kami, itu suatu anugrah yang kami hormati apalagi anda memiliki kemampuan yang dapat membantu kami. karena kami hanyalah pemuda yang butuh bimbingan dari yang lebih berpengalaman!!!!!!!!

Sabtu, 17 Oktober 2009

30 : 2 = LIMA BELAS.............................

Untuk anggota MAJELIS TA'LIM AL-IKHLAS

Abu Ridho

12 Agustus jam 1:17

Balas

Dalam sebuah kisah diceritakan, bahwa ada yang bertanya kepada Abdullah bin Abbas ra. “Ajarilah kami ilmu yang dapat menyelamatkan kami daripada api neraka dan dapat memasukkan kami ke dalam Syurga?”
Ibnu Abbas menjawab: “Hendaklah kamu semua melakukan lima belas perkara. Yaitu lima dengan lisan, lima dengan anggota badan dan lima dengan hatimu.
Lima dengan lisan itu adalah mengucap kalimah:
1. Subhanallah
2. Alhamdulillah
3. La ilahaillallah
4. Allahuakbar
5. Lahaulawala quwata illa billahil ‘aliiyil adzhim
Lima dengan anggota badan iaitu solat lima waktu:
1. Isya’.
2. Shubuh.
3. Dzuhur.
4. Ashar.
5. Maghrib.
Lima dengan hati yaitu mencintai lima orang yang dicintai Allah SWT, Rasulullah dan sahabat yang empat.
1. Nabi Muhammad SAW
2. Abu Bakar Siddiq.
3. Umar bin Khattab.
4. Utsman bin Affan.
5. Ali bin Abi Thalib.

Alloohummar hamnii bil QUR'AN.....!!

Untuk anggota MAJELIS TA'LIM AL-IKHLAS

Abu Ridho

10 Agustus jam 10:04

Balas



Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Apakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

Andaikata...Andaikata...Ooh...Andaikata...

Untuk anggota MAJELIS TA'LIM AL-IKHLAS

Abu Ridho

26 Juli jam 10:03

Balas

Seperti yang telah biasa dilakukannya ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rosulullah berkata,"tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?" Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal" "Apa yang di katakannya?" "saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong." "Bagaimana bunyinya?" desak Rosulullah. Istri yang setia itu menjawab, "suami saya mengatakan "Andaikata lebih panjang lagi....andaikata yang masih baru.... andaikata semuanya...." hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya.
Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?" Rosulullah tersenyum."sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,"ujarnya.

Kisahnya begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum'at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata "andaikan lebih panjang lagi". Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanyalebih besar pula.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?"tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab,"adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, ditepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, "Coba andaikan yang masih yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi".Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?" tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,"ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ' kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Memang begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain.
Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga akan menimpa kita sendiri.Karena itu Allah mengingatkan: "kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula." (surat Al Isra':7)

Untuk anggota MAJELIS TA'LIM AL-IKHLAS

Abu Ridho

11 Juli jam 6:12

Balas

Su'ul Khatimah (mati dengan tidak beriman) sangat ditakuti oleh orang-2 yang saleh. Imam Ghazali membagi su'ul khatimah mejadi dua tingkatan.

Pertama ialah berkenaan dengan hati dan perasaan seseorang menjelang sakaratul maut merenggut. Hatinya menjadi ragu-ragu serta tidak percaya lagi kepada Allah kemudian mati dalam keadaan tidak beriman.

Kedua ialah hubbud-dunya (cinta dunia) yaitu seseorang yang dirundung kecintaan dalam urusan dunia yang tidak ada hubungan terhadap masaalah akhirat. Dari dua tingkatan tersebut tingkat pertama lebih berat siksanya sebab dalam Qur'an disebutkan bahwa api neraka hanya akan menimpa orang-2 yang tertutup hatinya terhadap Allah. Semoga kita diberi hidayah oleh Allah agar terhindar dari keadaan suul khatimah (insyaAllah).

Pada tingkat pertama: menjelang sakaratul maut dalam keadaan
kesakitan yang berat sehingga hatinya menjadi ragu-ragu kemudian
memuncak sehingga muncul ketidak percayaan lagi kepada Allah.
Apabila nyawa dicabut maka orang semacam ini akan mati dalam
keadaan tidak beriman, naudzubillah.

Tingkat yang ke dua: yaitu hati manusia yang dikuasai oleh kecintaan
terhadap masaalah-masaalah dunia yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan urusan akhirat. Sebagai contoh ialah, apabila
seseorang yang sedang membangun rumah dan dalam proses
membangun rumahnya sakaratul maut segera menjemput. Pada
keadaan semacam ini dia hanya teringat akan pembangunan rumah
yang belum selesai, tidak ada nama Allah dihatinya. Orang macam ini
adalah mati dalam keadaan jauh dari Allah swt. Orang yang dalam
hidupnya hanya ingat akan hartanya atau lebih mencintai harta
dibandingkan dengan Tuhannya maka dia akan menerima azab yang
pedih dari Nya.

Demikianlah sifat suul khatimah yang umumnya dihindari oleh orang
mukmin yang tidak hanya tergiur dengan hubbud-dunya (cinta dunia)
tetapi masih selalu ingat kepada Allah swt. Dalam al-Qur'an
disebutkan bahwa pada hari kematian harta dan anak-2 laki-2 tidak
berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih (periksa di surat asy-syu'ara 88-89). Kepada orang
semacam ini akan terhindar dari panasnya api neraka. Dalam hadist
riwayat Ya'la bin Munnabbih apineraka berkata "Silahkan kalian
berlalu wahai orang mukmin, karena cahaya yang terpancar dihatimu
telah memadamkan nyala apiku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

news

abenk kini lagi sepi kegiatan kami lagi belajar dan juga kepingin ada kegiatan tapi belum ada ide jadi kami masih menjalankan program lama penjualan pulsa mobile phon dan menjalan kan pertanian kami!!!!

nasehat ustadz Abu Ridho

Ingatlah, bahwa : Yang paling dekat dengan kita ialah MATI . Yang paling jauh adalah MASA LALU. Yang besar adalah HAWA NAFSU. Yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati